SAYA DAN BUKU: SEBUAH MEMOAR SINGKAT

 

Tidak begitu pasti, namun saya rasa 2006 jadi tahun yang menandai hal satu ini: ketertatikan saya dengan buku. Saya duduk di bangku Sekolah Dasar waktu itu, kelas dua tepatnya. Suatu hari, saya dan keluarga berkunjung ke rumah mendiang Mbah, menjenguk beliau yang kala itu sedang sakit. Kami masuk ke dalam kamar beliau. Selang beberapa waktu, saya mulai bosan. Saya butuh distraksi, dan seketika tumpukan buku di sudut kamar jadi atensi. Tumpukan buku-buku lawas dengan kertas yang sudah menguning kecoklatan, hilang dimakan rayap di beberapa bagian.

Sebagian besar merupakan buku cerita anak dan novel, sisanya adalah buku-buku materi yang dijadikan acuan untuk mengajar, mengingat Mbah dulunya adalah seorang guru. Lembar demi lembar saya buka secara acak, dan saya mulai jatuh hati pada gambar ilustrasi yang ada, juga aroma kertas yang menguar ke udara. Lalu saya pulang dengan beberapa buku untuk dibaca. Begitulah awal saya mengenal buku, yang kemudian mengantarkan saya juga mengenal perpustakaan, salah satu tempat kesayangan saya sampai hari ini.

Bukan merupakan kata baru. Perpustakaan merupakan kata yang sudah familiar buat saya, namun rasa masuk ke dalamnyalah yang membuatnya terasa baru. Adalah perpustakaan sekolah semasa saya duduk di bangku Sekolah Dasar, perpustakaan pertama yang saya kunjungi dalam hidup saya. Ruangan kecil dengan koleksi buku yang tidak seberapa, dan darinya saya tuntaskan beberapa wacana.

Usia boleh berkurang, namun kecintaan saya pada buku akan selalu bertambah. Buku merupakan peran yang esensial dalam hidup saya. Buku bukan lagi sebuah kelengkapan material sekolah belaka, bagi saya, ia adalah kawan yang menyenangkan. Ia adalah jawaban atas pertanyaan. Ia adalah perangkap aksara yang membebaskan jiwa.

Komentar

Postingan Populer